Jumat, 16 Juli 2010

nyanyian rindu

Perasaan ini menampar-nampar wajahku.
Hatiku pun terbalut cemas setiap tak lihatimu.

Setiap saat kulantunkan nyanyian rindu untukmu.
Namun,
kau tak mendengar!
Kupikir,
Telingamu tertutup oleh kapas mimpimu sendiri.

Tidakkah kau melihatku, barang sedetik saja?
Kupikir,
Matamu pun tertutup oleh kain harapanmu sendiri.

Lantas,
sampai kapan?
Sampai kapan kulantunkan nyanyian rindu untukmu?
Sementara,
kau!
di sana tak mendengar!
Apalagi melihatku.

(Mungkin) sudah saatnya aku hentikan
Hentikan bernyanyi rindu untukmu.

Kamis, 15 Juli 2010

nafas baru

Aku ingin memiliki nafas baru.
Nafas baru,
Dimana hidung tak penuh debu.
Nafas yang tak kan pernah menyesakkan dada.
Nafas yang tak kan pernah meninggalkan perih di hati.
Sementara,
Nafas lama akan ku buang
Atau,
Ku simpan saja dalam lemari kenangan?
Karena ia sudah tak layak lagi dihela dan dihembus.
Karena ia sudah mengering,
Sulit untuk dihela dan dihembus – membuat kerongkongan menjadi perih.
Sementara,
Nafas baru akan kujaga.
Kan kujaga ia dengan tulus.

saksi bisu

Ini dinding kamar menjadi saksi.
Ketika aku tersenyum
Ketika aku menangis
Namun, ia bisu.
Ia tak kan ceritakan pada siapapun tentang apa-apa yang aku rasakan.

Dinding kamar ini adalah saksi bisu?.

what a beautiful night!

Ada apa dengan ini langit malam?
Ku lihat indah 2 titik cahaya memancar dari langit malam; gelap gulita.
Cahaya bulan sabit
Cahaya 1 bintang (tepat di samping bulan sabit!)

Ku salah.
Ku pikir, bulan tak kan lagi mau memamerkan cahayanya pada ini malam di gelap gulita.
Ku pikir pula, bintang juga tak kan lagi mau nampak pada ini malam di gelap gulita.
Namun,
Ku pikir, ternyata ku salah.


@gerlong 14 Juli 2010 (malam hari)

tersengat lebah.

lebah,
ketika kau tampakkan dirimu di hadapanku
kau terbang melintas di depan wajahku
suara getaran dengungmu seakan memekakkan telingaku!

tiba-tiba,
kau menyengatku.
begitu saja,
tanpa rasa berdosa,
kau pergi.
meninggalkan sengatanmu di tubuhku.

rasanya perih!
aku tak tau bagaimana bisa menghilangkan sengatanmu ini.
Berbagai cara telah aku lakukan.
Mencuci dengan air doa; salah satunya.
tapi,
tetap saja tak mau hilang.
bekasnya semakin membesar.

perih pun semakin merajai hati.
tangis pun semakin menjadi.
namun,
terus dan terus,
ku lantunkan doa kepada-Nya.
semoga sengatanmu bisa hilang
dan tak kan kurasakan perih lagi.



“Ketika wajah sedang ditampar oleh keadaan situasi
dan perasaan yang sedang mencabik-cabik batin.”

Rabu, 14 Juli 2010

hanya ini

dimanapun aku berada..
disinilah..

kutemukan..
kata-kata yang mengalir di dalam setiap aliran darahku
terbuang bersama hembusan nafasku..
bersarang di otak'ku
mengakar di hatiku..

hidup bersama jiwaku.

ini memang hanyalah kata-kata sederhana.
dan ini pun tak seindah para penyair ternama.

namun hanya ini yang bisa kupersembahkan
untukmu dan untuknya
untuk kalian dan untuk mereka.

pikiran

hai pikiran!
mengapa..
selalu tenggelam oleh lumpur masa lalu.
hai jiwa!
mengapa..
tak kan kah kau nyalakan lilin untukku hari ini?

apa kabar dengan hari ini?
kenapa kau selalu membawaku menengok pada musim kenangan?

lihatlah!
matahari belum tenggelam
sinarnya masih ada
burung-burung masih berkicau

tidakkah kau lihat itu?.

lantas mengapa kau terus menyodorkanku
pada bangkai busuk itu?

padahal itu sudah ku kubur dalam - teramat dalam.
tapi kenapa kau terus menggali dan menggalinya
hingga terlihat: lalat-lalat yang mengerubunginya
dan tercium baunya.

hueks..aku ingin muntah!
tidak bosankah kau?
kau ingin membuatku muntah terus?

kertas2

Tak menyangka, kau bisa memutuskan tali yang begitu kuat sejak ter-dari dulu..
Sunggu tak menyangka
Dampak kehadiranmu begitu kuat menekan seluruh yang ada di bumi.

Semua ingin memilikimu..
Apapun segala upaya dilakukan untuk mendapatkanmu.
termasuk dengan jalan yang hina dina?

Mulut menganga karenamu
Mata melotot karenamu
Darah pun bisa tumpah karenamu..

Kenapa kau tak pergi saja
Mental saja kau dari bumi ini.

Jangan mendekat! kertas
Kau berbahaya! kertas
Walau hanya selembar- apalagi berlembar-lembar.
Sebegitu hebatkah kekuatanmu hingga bisa menjungkirbalikan ranah ini?

api -cinta- api

Aku jatuh cinta padamu - api.
pada lilin yang kunyalakan dalam gelap.
Seakan berahi muncul ingin menyentuhmu.
Namun,
tersadari aku tak kan bisa.
Untuk merasakan hangatmu saja, aku tak kan mampu.
Hanya bisa melihatmu.
Itu pun mellihatmu dari jarak 3 m?

Api, aku bahagia walau hanya bisa melihat cahaya merahmu.
cahaya merah yang menyala indah.
Aku tak ingin nyalamu padam, api.
Cukup..
Tak apalah
Bahagia sajalah
walau hanya mellihat cahayamu
dari jarak 3 m.

a life

Kenapa hidup selalu dirundung duka?
Tiba-tiba ku teringat masa-masa silam;
Dimana saat tawa belum membeku.
Dan putih belum menghitam.
Kenapa hidup selalu dirundung pilu?

dan Kini..
Aku berada dalam keramaiaan
Namun aku seakan terkunci dalam ruang gelap dan hampa.
Tidak pantaskah aku mendapatkan mutiara-mutiara berkilau?
Atau mungkin memang sudah nasibku, takdirku?
Dosa apa aku?
Andai waktu izinkan ku kembali.
Aku ingin menyiapkan:
kayu-kayu untuk membangun istana masa depanku (masa ini)

tapi sayang,
waktu sudah tergulung.

makhluk bahaya

Lihatlah makhluk berkepala dua itu.
Pergi kesana-kemari.
Satu jam ia bersamamu
Satu jam kemudian ia pergi meninggalkanmu
Menuju mereka.

Ia tenggelamkan darah ketika bersamamu
Ia lukai dirinya sendiri ketika di depan mereka
Sampai tercium bau darahnya.

Ia menangis di depanmu
Ia tertawa di depan mereka..

Tahukah kamu makhluk berkepala dua itu?

Jangan menyalakan api bersamanya.
Karena kamu akan terbakar bersama api, bersamanya.
Jangan jahit-menjahit bersamanya
Karena kamu akan terluka, tertusuk jarum, bersamanya.

kele la war

kelelawar hitam datang.
bukan hanya tengah malam.
pagipun ada.
sungguh mengganggu..
hati serasa melayang

ku tangkap ia.
ku patahkan sayapnya.
ku cabik-cabik bulu-bulunya.
ku cekik lehernya.
Biarkan ia menjerit..
Menjerit pilu..

ku bawa bangkainya.
ku lempar ke jurang..
biarkan ia terhampar
bersama ribuan kerikil di sana..

Biarkan ia hancur..
Hancur.. berkeping-keping
Hanyut terbawa angin.
Dan tak kan ada;
hati yang melayang.

Karena ia telah mati.

daging busuk

Daging lama yang kusimpan dalam lemari
Bersama makanan lain
Telah membusuk.
Makanan yang lain pun ikut membusuk.
Ku keluarkan seluruh isi dalam lemari.
Kuhitung…
1
2
3
4
5
Hampir semua makanan itu membusuk
Mengeluarkan bau..
Bau yang mencekik hidung!
Namun kulihat,
ada satu yang belum membusuk.
Masih segar!
Masih bisa dimakan.
Sesaat kuberfikir..

Akankah ku memakannya atau..
Menyimpannya lagi hingga menjadi busuk??

kaca mata

Gunakan kaca matamu untuk melihat pohon-pohon yang gundul
Gunakan kaca matamu untuk melihat serakan sampah-sampah di jalan
Gunakan..
Gunakan kaca matamu untuk melihat orang menangis
Gunakan kaca matamu untuk melihat orang tertawa.
Tidakkah berfikir bahwa alam bertanya..
Dimana kamu?
Tanpa kaca mata, kamu tidak bisa melihat semuanya
Kamu telah dibutakan oleh gelapmu.
Alam mencarimu.
Bumi peduli padamu.
Sampai kapan kamu akan terus dibutakan oleh gelapmu
Atau diitulikan oleh bising yang ada di telingamu
Atau carut marut yang ada dipikiranmu
Hingga otakmu menjadi kusut.

hentikan!

hentikan!
hentikan permainan ini!

aku tak bisa menghentikannya..
sudah berkali-kali aku menyetopnya.
tapi ia tak mau berhenti..
ia terus berputar
seiring waktu terus berjalan.

kapan?
kapan permainan ini akan berakhir?
permainan dengan perasaanku sendiri..
aku tak ingin terus menerus diterjang oleh perasaanku sendiri..
aku tak ingin terus menerus dikendali oleh hantu imaginasiku..

sampai kapan?
sampai kapan aku terus bermain bersama bayang-bayangmu
sampai kapan aku terus bermain dengan mimpiku
sampai kapan aku terus bersajak tentang dirimu

sampai cermin yang ku pegang ini retak?
atau..
sampai gelas yang ku pegang ini terjatuh?
hancurlah berkeping-keping..

uh..
aku sudah jenuh..
aku tak ingin terus bermain dalam alam kosong
aku tak ingin bermain dengan mimpi
aku ingin sadar
tersadarkan..
dari buaian mimpi-mimpi indahku..

hanya itu saja.

separated way

di sini -- di ruangan ini;
ada dinding pemisah antara aku dan kamu.
tanpa kamu ketahui, tanpa kamu sadari,
diam-diam kulubangi dinding ini.
kubuat lubang kecil.
lubang kecil untuk mengintip: mu..

kamu tak'kan pernah menyadari lubang kecil yang aku buat ini
karena kamu terlalu sibuk..

kamu terlalu sibuk dengan duniamu.
kamu terlalu sibuk dengan alam pikiranmu.
kamu terlalu sibuk dengan imajinasi-imajinasimu.
dan kamu terlalu sibuk dengan buku harianmu.
buku harian yang kamu isi penuh dengan sayatan pisau.

kenapa kamu tak buang saja buku harianmu itu?
lalu membeli buku harian baru yang bisa kamu isi dengan tulisan rapi.

rasanya ingin sekali kuledakkan bom hingga membuat dinding pemisah ini hancur agar kamu bisa
melihat; aku di sini.

aku di sini
aku di sini
aku di sini

aku ingin mengisi hari-harimu yang kalap.
aku ingin memberi topangan padamu saat kamu lelah.
memberi senyum saat kamu jengah.

jadi kapan kamu tersadarkan dan meninggalkan semua kenanganmu yang telah membusuk??

pantaskah?

siapa aku?
aku tuh siapa?

pantaskah aku berjalan dengan kepala menengadah ke atas?
atau..
berbicara dengan suara lantang sampai menembus langit, di hadapan mereka?

sekiranya, aku bagaikan setitik debu yang jika dilihat dari atas sana.
setitik debu yang dengan mudah ditiup angin.
setitik debu..
kotor..

di mata-Nya, mungkin aku ini bau dan busuk..
atau bahkan mungkin lebih busuk dari sampah!

maka, masih pantaskah hati ini meninggi??

goa n**t*

angin menerbangkanku..
jauh..
jauh..
hingga masuk ke dalam goa.

goa yang kuberi nama: goa nista.
goa gelap dan pengap..
penuh debu.

semakin tersesat aku masuk ke dalam.
berusaha mencari jalan keluar.
namun, begitu sulit.
bahkan untuk menemukan ventilasi udara pun, sulit.

tertatih-tatih aku..
berdarah..
terluka..
sendirian di dalam goa yang pengap..
bau..
banyak sampah busuk yang dikerubungi lalat-lalat.

dan..
aku bertanya,
Tuhan, bagaimana cara aku bisa keluar dari sini?

sayap cinta

aku memiliki sayap..

aku bahagia memiliki sayap..
namun jika sayap yang kumiliki berwarna putih dan berbulu sehalus sutra.
aku bahagia memiliki sayap..
namun jika sayap yang kumiliki tidak melukai tubuhku sewaktu aku terbang.

tapi mengapa..
sayap yang kumiliki saat ini bukanlah yang aku harapkan.
sayapku ini berwarna hitam.
ada duri-duri.
duri-duri yang menancap pada sayapku ini..

seseorang yang disana!
jawablah pertanyaanku.
mengapa?.
mengapa aku memiliki sayap seperti ini?
apakah aku memang pantasnya memiliki sayap yang jenis ini?

seseorang yang disana!
dapatkah kamu merasakan
betapa duri-duri ini melukai tubuhku ketika aku terbang menujumu?

iya, begitulah
inilah sayap yang kumiliki saat ini..
sayap yang membawa penderitaan
bukan kebahagiaan..
berfungsi untuk terbang
namun terbang dengan terluka-luka..

hoh! inilah
inilah sayapku..
inilah sayap cintaku.
(saat ini).

langit tersenyum

mengapa langit masih belum saja mau tersenyum kepadaku?
padahal aku sudah menampung hujan yang turun mengguyur bumi
ke dalam tabung-tabung kristal ini..
mengapa pelangi masih belum juga mau memamerkan warnanya?

langit mendung selalu..
mendung..
hujan terus mengguyur bumi tiada henti
dan aku masih berteduh di bawah payung hitamku
sambil terus menampung hujan ke dalam tabung-tabung kristal ini.

sementara menanti..
terus..
dan menanti..
pelangi
dan langit tersenyum kepadaku..

Tapi,
sampai kapan?
sampai tabung-tabung kristal ini retak..
lalu semua air hujan yang telah kutampung
merembes keluar dari tabung-tabung ini..

lelah aku..
tenagaku sudah habis terbuang
mataku sudah lelah menatap langit
kepalaku sudah pegal menengadah keatas terus..

menanti..
terus..
dan terus menanti..
pelangi
dan langit tersenyum kepadaku..

namun aku yakin..
pelangi akan nampak
dan langit akan tersenyum kepadaku..

where are you, words?

Kata-kata
Dimana aku bisa menemukanmu?
Kau bersembunyi dimana?
Di balik pohon yang menjulang tinggikah?
Atau di balik batu karang hitam yang besar?

Kata-kata..
Sungguh aku sulit untuk menemukanmu..
Kau bersembunyi dimana?
Di bawah bantal yang selama ini aku pakai tidurkah?
Atau di bawah karpet yang selama ini aku pakai santai ketika menonton televisi

Kata-kata..
Tunjukkan dirimu..
Jangan kau selalu bersembunyi…
Membuat aku pusing tujuh keliling
Mencarimu..

Ayo..
Keluarlah..
Biarkan dirimu nampak dihadapanku

cat and bee

bisakah seekor kucing dan lebah bersatu?
kucing yang kerjaannya tidur, makan, maen - tidur, makan, maen.
sebaliknya, lebah yang mempunyai semangat bekerja menghasilkan madu.

bisakah seekor kucing dan lebah bersatu?
apakah mungkin? "I'm not sure"
bisakah mereka bermain bersama?
bisakah mereka dekat?

tanyakan saja pada rumput yang bergoyang
atau gunung yang tegak berdiri disana
atau..
tanyakan saja pada pohon yang menjulang tinggi..

mereka akan membisu..
"say nothing" *krik..krik..krik.
atau..
mentertawakan jenis pertanyaan ini "hahahahah"

hmmm..
hanya batin yang bisa menjawab:
"sadarlah.. kucing dan lebah takkan mungkin bersatu"

*this poem has the meaning for me. 17 Mei 2010

cinta yang pahit

kapan..
kapan aku bisa minum teh manis?
sampai kapan aku terus minum kopi yang rasanya pahit ini?
walau ditambah gulapun, tetap saja rasanya pahit.

bagaimana ini..
rasanya pahit..
tapi mengapa aku terus meminumnya?
mengapa aku tak buang saja kopi ini..
lalu beralih minum teh manis..

tapi tak kutemukan teh manis di mana-mana
yang kutemukan hanyalah kopi, kopi dan kopi..
dan aku terus meminumnya
padahal aku tahu rasanya itu pahit..
tapi..
entah mengapa..
dan sampai kapan?

perasaan ini

aku ingin katakan pada angin malam bahwa aku merindukannya
seperti malam yang merindukan bintang.

mungkinkah angin malam akan memberi saran kepadaku : "what I should do"
atau
angin malam hanya akan berhembus begitu saja menerpa wajahku.

aku ingin katakan pada bulan Mei tentang perasaanku.
perasaan yang berliter-liter aku pendam di dalam sebuah galon yang hampir retak.

mungkinkah bulan Mei akan memberi saran kepadaku : "what I should do"
atau
bulan Mei hanya akan sunyi sampai awal bulan Juni.

ga bisa lari kemana-mana

kemanapun pergi.
entah pergi ke hutan
maupun pergi ke pantai
dia akan tetap bisa menemukan.

kemanapun bersembunyi
entah bersembunyi di balik pohon besar yang menjulang tinggi
maupun bersembunyi di balik batu karang yang paling besar
dia akan tetap bisa menemukan.

kemanapun pergi
kemanapun bersembunyi
dia akan tetap bisa menemukan
sekalipun bersembunyi di balik selimut tebalpun
walau berlari sekencang-kencangnya
dia akan tetap bisa mengejar.

mau kemana lagi, lari?

hujan bulan Mei 2

ini bulan dimana aku hanya bisa menikmati pemandangan dari balik kaca jendela
sementara di luar sana: langit mendung.
cuaca dingin.
tubuhpun bisa menggigil.
hujan tak henti-hentinya mengikis batu jalanan
sesekali kilat nampak oleh mata, lalu petir menggelegar
kapan hujan mereda?
kapan pelangi akan terbentang di langit?
kapan langit menjadi cerah?
ini bulan dimana hujan masih mengguyur bumi
dan sampai detik ini,
menunggu hujan kapan mereda.
atau nikmati saja hujan di bulan ini.

hujan bulan Mei 1

ini bulan saat langit mendung
dan petir menjerit.
dari balik kaca jendela, ku nikmati hujan
dan aku bahagia.

tak pernah kurasakan hujan di luar sana, tak pernah kurasakan dinginnya.
ku hanya menikmatinya dari balik kaca jendela.
kata hati ku ingin bermain dengannya
namun aku sadar, aku akan sakit.

inilah hujan di bulan Mei.
hujan di bulan Mei, mungkinkah di bulan Juni aku juga bisa menikmatimu
mungkinkah pelangi akan terbentang di langit setelah kamu mereda.
atau
aku hanya menikmati hujan yang tak kan menampakkan pelangi setelahnya.

cahayaMu redup

Aku bertanya-tanya dalam kegelisahan hati mengenai:
apa yang ada dalam setiap sujudku,
setiap dzikirku,
setiap doaku,
pada setiap gerakan jungkir balikku di hadapanMu, yang mungkin tak guna
Apakah aku masih pantas mengharapkan surgaMu?
Walau setiap air mata yang mencium permadani ini
Pada setiap malam2 sunyi yang mendekati fajar menyingsing
Bisakah aku mendapatkan ruanganMu: yang indah dan harum walau hanya sebagian kecil yang tersisa?

Aku bertanya-tanya dalam perasaan yang bercampur aduk dengan kekacauan mengenai:
Apa yang aku perbuat di dunia
Dengan telingaku
Dengan mataku
Dengan mulutku
Dan dengan seluruh anggota tubuh ini
Yang mungkin aku gunakan tak sesuai dengan ridhaMu
Apakah masih pantas aku mengharapkan surgaMu?
Bisakah aku mendapatkan walau hanya sebagian ruangan yang tak terpakai.

aku menyadari cahayaMu redup untukku
Izinkan ku pinta Kau untuk memberikan cahayaMu
Berilah aku cahayaMu..
agar bisa menerangi kegelapan yang ada di ruangan hati ini..
Berilah aku cahayaMu..
Masih bisakah aku mendapatkan cahayaMu?
Atau cahayaMu tidak akan pernah menyala lagi untukku?

who is there?

siapakah gerangan di sana:
yang tiba-tiba datang
mengetuk-ngetuk pintu ruanganku
minta dibukakan oleh ku.

siapakah gerangan di sana:
yang tiba-tiba membawa panah
dan dia melontarkan panah itu
menancap pada dinding.

siapakah gerangan di sana.?

just enough!

cukup.
ini yang terakhir.

ku tak ingin terulang lagi
untuk yang ke sekian kalinya.

berharap menggenggam hujan yang turun dari langit sana.
berharap bisa menyentuh bulan di langit sana.

cukup..
ini yang terakhir.
yang membuat hati terpelintir.

perih..
ingin lenyap..
semoga.

ladang hati

di saat ladang hati ini kosong
kamu datang menanam tanaman di ladang ini
kamu beri hama pada tanamanmu
sampai membuahkan perih yang tak ku mau

aku ingin mencabut tanaman luka itu
sampai ke akar-akar yang terdalam
namun sulit,
begitu sulit..
walau aku tarik sekuat tenaga
tapi itu tak mau melepas..

perasaan sia-sia

aku ingin mengadu pada langit malam yang terbentang tanpa bintang
tentang perasaan yang berliter-liter aku pendam.
perasaan yang mencakar-cakar dinding hati.
perasaan yang mengikis akar-akar di pikiran.

perasaan dahsyat yang berbahaya.

aku ingin mengadu pada deru angin yang berdebu
tentang perasaan ini.

perasaan sia-sia..
ingin ku lepas
ingin ku buang
ingin ku bakar

biar menjadi abu!!

nyanyian sajak for you

kau datang padaku
tanpa bisik; sedikitpun.
lalu,
begitu saja berlalu.

aku terpaku kaku
saat kau dekatiku; dalam nyata!
lalu,
begitu saja berlalu.

untuk sekian kali,
ku nyanyikan sajak
bersama burung-burung harapan.

lelap ku bermimpi,
lelah ku menunggu; jadi nyata!
sementara kau,
di sana!

tak peduli
tak mendengar;
nyanyian sajakku.


matamu tertutup oleh kain mimpimu sendiri.
telingamu tertulikan oleh bising harapanmu sendiri.
sementara aku,
di sini!

masih menyanyikan;
sajak untukmu.

jangan main luka

luka.
jangan bermain dengan luka
bila tak ingin terluka.

kau terus mainkan lukamu
hingga kau terus terluka.

berdarah!
rusak!
hancur!

luka itu terus menjadi luka.
kapan selesai?
kapan tak ada luka?
hilang?
kapan hilang?

kapas tutupi
jangan buka.
biarkan ia mengering

seperti nasi,
menjadi basi!

hai kau!

hai!
kau di sana!
sedang apa kau,
di bukit tua itu?
tidakkah kau lihat aku di sini, di bawah?

ayo!
turun!
aku menunggumu!

ckckck..
tak berpaling juga kau padaku.
padahal sudah ku lontarkan suaraku ke sana
pake "TOA"

kau juga tak peduli!
kau tetap tak peduli!
masih asyik di bukit tua sana.

lelah.
lelah menunggu.
hanya ditemani rumput-rumput liar di sekelilingku.
ditemani setangkai bunga mawar berduri.

eh tiba-tiba hujan turun.
nasib.. nasib..
lekaslah ku pergi dari sini.

meminta cahayaMu

ruang terang; nan jauh di sana.
tak sampai daku.
menyentuhpun, tak mampu.
merasakan ada di ruang itu,
sungguh, nikmat yang tak terhingga

ku nanti
ku nanti
dan menanti.

sungguh,
daku tak ingin berada di ruang gelap ini.
beri daku cahaya
sedikit saja untukku
tak apa

ku rindu cahaya itu.
teringat masa-masa silam; saat putih belum menghitam
saat cermin tak berdebu.

semua terlewat.

cahaya padam.
cermin berdebu.
daku tak bisa melihat bayanganku sendiri.

gelap..
di sini..

beri daku cahaya.
sedikit saja.

bolehkah ya Tuhan?

penantian 2 ya

Semua,
Berakhir
Usai
Selesai
Hilang

Tak ada lagi wajah
Tak ada lagi senyum
Tak ada lagi tawa renyah yang dapat kunikmati

Tak ada lagi
Hilang

Hanya penantian saat ini.

penantian 1 ya

Musim hujan telah berakhir
Kini
Tak bisa kunikmati lagi hujan
Dan pelangi tak terbentang
rupanya

(Padahal aku menanti itu)

Musim hujan telah berakhir
Kini
Tak bisa kunikmati lagi hujan

Saat ini hanya penantian.

tak kan biarkan redup

Titik cahaya itu kutemukan dalam gelap ini
Jangan sampai ia meredup lagi, ya Tuhan.
Ku tak ingin
Dan tak kan biarkan.
karena
Inilah,
Inilah yang kuharap
Aku bisa melihat indah cahaya itu
Walau hanya setitik saja.
Ku tak ingin ia meredup lagi, ya Tuhan.
Kan kujaga ia dengan tulus,
Tak kan kubiarkan ia meredup lagi.
Tak kan.

lupakan

Mungkin bagimu aku cuma anak kecil.

Anak kecil yang tak tahu apa-apa soal cinta,
(ya itu benar)

Anak kecil yang belum pernah merasakan asam manis pahitnya cinta
(ya itu benar)

Anak kecil yang belum pernah terbakar api cinta
(mungkin).
Tak ada pengalaman
(mungkin).

Mungkin pula aku ini hanya dianggap angin olehmu

Angin yang menerpa-nerpa tanpa meninggalkan jejak.
Angin yang tak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Angin yang tak bisa dirasakan.

Angin yang begitu saja berlalu
tak ada kesan.

jadi,
mungkin,
sudah saatnya
aku lupa,
lupa akan waktu aku melihatmu
lupakan semua mimpiku
redupkan cahaya lilin yang kupegang di tanganku ini
dan lupakan semua.

harapan dan mimpi

kutunggu malam seribu bintang
dimana kemilau-kemilau cahaya terbentang
di langit luas (saat itu).

kutunggu.
semoga itu terjadi dan jadi nyata

takkan ada peri lagi di hati
takkan ada duka yang melanda
takkan ada pikiran yang berkecamuk
takkan ada keresahan di jiwa.

semoga itu terjadi dan jadi nyata
tentang mimpi itu.
harapan itu.
yang selama ini aku pendam
dalam diam.

separuh saja

Dimana aku bisa menemukan kasih?
Dimana aku bisa menemukan sayang?

Aku sudah lelah.
Lelah mencari.

Ntah!
sudah berjuta'juta tempat, ku cari.
tapi tak jua kutemukan.
Sampai ke ujung2, ke semak2 belukar.
tapi tak jua kutemukan.

Berjumpa dgn'mu sekali itu.
ingin aku menemukan separuh saja dari semak2 hati'mu.
walau hanya separuh,
sudikah separuh itu kau beri untuk'ku?