Jumat, 16 Juli 2010

nyanyian rindu

Perasaan ini menampar-nampar wajahku.
Hatiku pun terbalut cemas setiap tak lihatimu.

Setiap saat kulantunkan nyanyian rindu untukmu.
Namun,
kau tak mendengar!
Kupikir,
Telingamu tertutup oleh kapas mimpimu sendiri.

Tidakkah kau melihatku, barang sedetik saja?
Kupikir,
Matamu pun tertutup oleh kain harapanmu sendiri.

Lantas,
sampai kapan?
Sampai kapan kulantunkan nyanyian rindu untukmu?
Sementara,
kau!
di sana tak mendengar!
Apalagi melihatku.

(Mungkin) sudah saatnya aku hentikan
Hentikan bernyanyi rindu untukmu.

Kamis, 15 Juli 2010

nafas baru

Aku ingin memiliki nafas baru.
Nafas baru,
Dimana hidung tak penuh debu.
Nafas yang tak kan pernah menyesakkan dada.
Nafas yang tak kan pernah meninggalkan perih di hati.
Sementara,
Nafas lama akan ku buang
Atau,
Ku simpan saja dalam lemari kenangan?
Karena ia sudah tak layak lagi dihela dan dihembus.
Karena ia sudah mengering,
Sulit untuk dihela dan dihembus – membuat kerongkongan menjadi perih.
Sementara,
Nafas baru akan kujaga.
Kan kujaga ia dengan tulus.

saksi bisu

Ini dinding kamar menjadi saksi.
Ketika aku tersenyum
Ketika aku menangis
Namun, ia bisu.
Ia tak kan ceritakan pada siapapun tentang apa-apa yang aku rasakan.

Dinding kamar ini adalah saksi bisu?.

what a beautiful night!

Ada apa dengan ini langit malam?
Ku lihat indah 2 titik cahaya memancar dari langit malam; gelap gulita.
Cahaya bulan sabit
Cahaya 1 bintang (tepat di samping bulan sabit!)

Ku salah.
Ku pikir, bulan tak kan lagi mau memamerkan cahayanya pada ini malam di gelap gulita.
Ku pikir pula, bintang juga tak kan lagi mau nampak pada ini malam di gelap gulita.
Namun,
Ku pikir, ternyata ku salah.


@gerlong 14 Juli 2010 (malam hari)

tersengat lebah.

lebah,
ketika kau tampakkan dirimu di hadapanku
kau terbang melintas di depan wajahku
suara getaran dengungmu seakan memekakkan telingaku!

tiba-tiba,
kau menyengatku.
begitu saja,
tanpa rasa berdosa,
kau pergi.
meninggalkan sengatanmu di tubuhku.

rasanya perih!
aku tak tau bagaimana bisa menghilangkan sengatanmu ini.
Berbagai cara telah aku lakukan.
Mencuci dengan air doa; salah satunya.
tapi,
tetap saja tak mau hilang.
bekasnya semakin membesar.

perih pun semakin merajai hati.
tangis pun semakin menjadi.
namun,
terus dan terus,
ku lantunkan doa kepada-Nya.
semoga sengatanmu bisa hilang
dan tak kan kurasakan perih lagi.



“Ketika wajah sedang ditampar oleh keadaan situasi
dan perasaan yang sedang mencabik-cabik batin.”

Rabu, 14 Juli 2010

hanya ini

dimanapun aku berada..
disinilah..

kutemukan..
kata-kata yang mengalir di dalam setiap aliran darahku
terbuang bersama hembusan nafasku..
bersarang di otak'ku
mengakar di hatiku..

hidup bersama jiwaku.

ini memang hanyalah kata-kata sederhana.
dan ini pun tak seindah para penyair ternama.

namun hanya ini yang bisa kupersembahkan
untukmu dan untuknya
untuk kalian dan untuk mereka.