Kamis, 27 Mei 2010

when love comes

Ketika cinta datang
Aku memandang senja dari balik jendela kamarku. Tiba-tiba terdengar suara mama memanggilku dari balik pintu kamarku. Aku beranjak dari tempat tidurku dan berjalan menuju pintu kamar lalu kubuka pintu.yang tak kukunci itu.
“ada apa mah?” aku bertanya.
“ada telepon dari Septi.” Mama berkata.
“oh iya mah, aku turun.” Aku berkata.
Selepas mamaku pergi dari hadapanku, aku pun keluar dari kamar kemudian menuju tangga turun kebawah yang letaknya tak jauh dari kamarku, hanya melewati ruang televisi saja. Aku menuruni anak tangga yang berkeramik putih itu secara pelan-pelan dan kemudian berjalan ke arah ruang keluarga. Aku mengambil gagang telepon yang tergeletak di atas meja kecil di samping televisi.
“Assalamu’alaikum” aku menyapa orang yang di seberang sana.
“Wa’alaikumsalam, Lady.” Suara di seberang sana menjawab dengan lembut.
“ini kak Septi. Lady, saya mau memberi tahu kalau besok ada kumpul anak rohis jam 10 pagi di auditorium gedung jurusan B.indonesia, datang ya.”
“oh iya kak, sip-sip, aku pasti datang.”
“oke, saya hanya mau menyampaikan itu saja, sampai ketemu besok ya, Lady. Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam.”
Setelah perbincangan kecil berakhir saat itu, aku kemudian menaruh kembali gagang telepon di tempatnya semula. Aku Lady, usiaku 20 tahun, aku mahasiswi semester 3, jurusan B.Indonesia di Universitas ternama di Indonesia. Sejak SMA, aku sudah mengikuti kegiatan kerohanian di sekolah, jadi tak heran jika sekarang di dunia kampus, aku juga mengikuti kegiatan yang serupa yang bernama rohis. Besok hari minggu dimana setiap hari itu rohis selalu mengadakan kegiatan yang tempat kegiatannya selalu berbeda-beda.
***
Aku berjalan tergesa-gesa seolah-olah berkejar-kejaran dengan matahari yang berada di atas kepalaku. Dengan nafas terengah-engah aku berjalan cepat dan sesekali aku mencoba mengatur nafasku. Aku melirik sepintas jarum jam di arlojiku. Jarum jam telah menunjukkan pukul 10 kurang 15 menit. Sesampainya di depan gerbang kampus, kemudian aku masuk dan berjalan lebih cepat lagi, mungkin lebih tepatnya aku berlari kecil. Sesampainya di pintu masuk gedung jurusan B.Indonesia, aku menuju auditorium. Aku menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa untuk sampai ke auditorium yang berada di lantai 2 di dalam gedung itu. BRUKK!! Brakk! Gedumprang! Aku terjatuh, seseorang dari atas sana bertabrakan denganku dan aku tersungkur terkena dinding, bersyukur aku tidak sampai terguling ke bawah.
“Aww, innalillahi wa innalillahi ra’dziun” aku berkata.
“eh ma’af mba, mba ga apa-apa?”
Mba, mba, emang tampang gue kayak mba-mba apa?? Batinku berkata. Ya, aku memang seorang akhwat yang aktif di rohis, tapi perilakuku sesungguhnya masih belum mencerminkan akhwat yang sesungguhnya. Tapi, aku melihat wajah seseorang yang menabrakku itu sekilas.. tiba perasaan “Sriiing”.. ganteng, batinku berkata.
“hello, are you ok??” suara cowok itu menyadarkanku.
“ah,oh, iya ga apa-apa, I’m ok”
“ma’af ya.. ada yang terluka?”
“oh, ga, ga apa-apa kok mas..” (mas? Ikan mas kali!)
Cowok itu pun pergi dari hadapanku. Dia menuruni tangga melewatiku. Aku terpana melihat pesonanya yang memukau, apalagi saat parfumnya tercium oleh hidungku saat dia turun tangga melewatiku. Aku seperti disihir oleh pesonanya (lebay.com).
“Oh my God!” aku berkata sambil menepuk jidadku. Aku baru sadar, aku sedang terburu-buru menuju auditorium. Kulirik arlojiku, o-ow jarum jam menunjukkan pukul 10.35. Terdengar bisikan manis ditelingaku “udah balik aja, udah telat gitu kan malu” dan aku menuruti bisikan itu. Aku pun membalikkan diri untuk segera pulang.
***
Masih terbayang cowok yang tadi bertabrakan denganku. Aku menutup wajahku dengan bantal sesekali senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Tiba-tiba handphoneku bergetar. Nama selly teman rohisku muncul di layar handphone. Aku menjawab panggilan masuk itu. “Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam. Lady, kenapa tadi kamu ga datang ke auditorium, tau kan ada kumpul rohis?”
“oh, iya Sell, aku.. aku tiba-tiba.. tiba-tiba kepalaku pusing” (akhwat berbohong)
“oh, tapi sekarang udah baikkan?”
“Alhamdulillah udah”
Perbincangan dengan temanku berakhir. Aku menyalakan radio yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidurku. Terdengar suara 2 orang penyiar dari radio itu yang sedang membicarakan masalah yang masalahnya kebetulan seperti yang aku hadapi saat ini.
“ketika seseorang jatuh cinta, dia akan lupa segalanya. Lupa makan, lupa mandi, lupa belajar bahkan lupa dengan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah.swt. naudzu billah himindzalik. Seseorang yang dilanda asmara akan melakukan apa saja dan melupakan apa yang seharusnya menjadi kewajiban di dunia untuk akhirat. Termasuk dia bisa berbohong juga. Wah berbahaya sekali ternyata kalau datang hal ini khususnya ke kaum anak muda”
Tiba-tiba mulai terpikir di benakku. Ya Allah, apa yang telah aku lakukan dengan diriku sendiri, batinku berkata. Aku telah melakukan kesalahan besar dalam hidupku. Ga datang ke auditorium untuk kumpul rohis lalu berbohong juga. Aku tersadarkan saat itu juga. Aku seolah-olah diberi hidayah oleh Allah.swt. besok aku memutuskan untuk bertemu dengan anak-anak rohis dan mengatakan yang sebenarnya alasan mengapa aku tidak datang. Aku juga mau meminta maaf karena telah berbohong. Terimakasih ya Allah, Engkau telah menyadarkanku.

Tidak ada komentar: